K O N E K S I  A N T A R  M A T E R I

CALON GURU PENGGERAK                                                                             Modul: 3.1.a.9

ANGKATAN 4 KABUPATEN KEDIRI

NAMA : DEDIT KRISMANTO


"ING NGARSA SUNG TULADA,

ING MADYA MANGUN KARSA,

TUT WURI HANDAYANI"-

FILOSOFI KI HADJAR

DEWANTARA

 


Sistem Among dalam Pendidikan

 

Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan memiliki fungsi

sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM)

dalam rangka memajukan segenap potensi yang

dimiliki murid. Kelancaran proses KBM tentunya

didukung oleh kehadiran guru. Guru merupakan

pemimpin pembelajaran yang menjadi penggerak

bagi muridnya agar kegiatan bisa terlaksana secara

maksimal. 

Sebagai pemimpin pembelajaran, tentunya guru

harus melaksanakan langkah pengambilan

keputusan yang berpihak pada murid. Selama proses

pembelajaran, tentunya ada berbagai permasalahan

yang timbul. Keputusan guru sebagai pemimpin

pembelajaran bisa menentukan arah dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan psikologis (psychology

well-being).


 

Ki Hadjar Dewantara (KHD) mengungkapkan bahwa

pendidikan merupakan sistem among yaitu

berdasarkan pada prinsip asah, asih asuh. Di samping

itu, pendidikan juga memiliki dua poin penting yaitu

kodrat alam dan kodrat zaman (kemerdekaan anak).

 

Guru sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Adapun pratap triloka dalam

pendidikan sebagai sistem among

yang diusung oleh KHD antara lain :

Ing ngarsa sung tuladha , maknanya

adalah, seorang guru menjadi

teladan bagi muridnya.

Ing madya mangun karsa,

maknanya, seorang guru menjalin

komunikasi yang baik dengan

muridnya.

Tut wuri handayani, yaitu peran

guru sebagai motor penggerak yang

memotivasi serta mendorong

muridnya berkembang sesuai

potensinya.

Dalam menjalankan peran sebagai

guru, ada kalanya guru dihadapkan

dalam situasi yang mengandung

dilema etika dan bujukan moral.

Dilema etika merupakan sebuah

situasi dilematis yang terjadi Ketika

seseorang harus memilih antar dua

pilihan. Di mana kedua pilihan

benar secara moral, tetapi

bertentangan.

Bujukan moral adalah sebuah

situasi ketika pendidik harus

memilih keputusan benar atau

salah.

Di sinilah peranan guru sebagai

pengambil keputusan yang

memandirikan, berpihak pada

murid, kolaboratif serta reflektif.

Ketepatan dalam pengambilan

keputusan dalam melancarkan arah

dan tujuan pembelajaran serta

menciptakan lingkungan yang

positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam pengambilan keputusan , ada

9 langkah yang bisa ditempuh yaitu :

1. Mengenali nilai yang bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat

3. Menemukan fakta

4. Pengujian benar vs salah

5. Uji paradigma

6. Prinsip resolusi

7. Investigasi opsi trilema

8. Buat keputusan

9. Refleksi

Untuk membuat keputusan yang

mengutamakan kepentingan murid,

diperlukan kesamaan visi, budaya,

serta nilai-nilai yang dianggap

penting dalam sebuah institusi.

Keterampilan coaching dengan

model TIRTA akan membantu guru

dalam melaksanakan tugasnya,

mampu melihat paradigma

pengambilan keputusan serta

berbagai sudut pandang sehingga

mengambil keputusan yang tepat.

Dalam proses pengambilan

keputusan yang bertanggung jawab,

diperlukan kompetensi kesadaran

diri (self awareness), pengelolaan

diri (self management), kesadaran

sosial (social awareness) dan

keterampilan berhubungan sosial

(relationship skills). Diharapkan

proses pengambilan keputusan

dapat dilakukan secara sadar penuh

(mindfulness) agar bisa memprediksi

efek dari keputusan yang diambil.

Komentar

  1. Sependapat Pak Dedit, memang kita sebagai pendidik sering kali dihadapkan masalah budaya etika dan bujukan moral, untuk itu kita harus faham bagaimana mengambil keputusan yang bijaksana dan mengutamakan kepentingan murid. Terima kasih banyak pak Dedit ilmunya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERENCANAAN KARIR DIMASA DEPAN